Reporter:Peni Kusumawati
Sumber:Polda Jateng
BN NEWS | JATENG
KENDAL – Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Rudianto dan Gubenur Jateng Ganjar Pranowo berserta Kajati Jawa Tengah Drs. Arnold B. M. Angkouw S.H., M.H., meninjau pelaksanaan vaksinasi Merdeka Candi di stadion utama Kendal, Jawa Tengah, kemudian dilanjutkan dengan meninjau posko pasar sehat di pasar Kaliwungu Kendal, Senin (9/8/21).
Dalam kegiatan tersebut, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, ikut mantau penerpan Prokes di posko Pasar Sehat Kaliwungu tersebut bersama Pangdam, Kejati dan Gubenur Jateng.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Merdeka Candi di stadion Utama Kendal, masyarakat Kendal sangat berantusias dengan pelaksanaan Vaksinasi ini.
“Saya sangat senang dengan melihat antusias vaksinasi Merdeka Candi di Kendal ini. Namun mereka juga menerapkan Prokes di satdion utama Kendal ini,” kata Kapolda Jateng.
Dikatakan Kapolda Jateng, bahwa didua kegiatan di Kendal ini, semua masyarakat menerapkan Prokes dalam melakukan kegiatan ini.
Sementara itu, Gubenur Jateng Ganjar Pranowo, menyarankan agar konsep Dasa Bakul atau Dasa Penjual bisa diterapkan di pasar-pasar. Konsep yang mengadopsi Dasa Wisma dalam sistem sosial kemasyarakatan itu diharapkan bisa membantu untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan antar pedagang.
“Saya tadi menyarankan, kalau dalam sistem sosial kita ada dasa wisma, sepuluh rumah saling kontrol, saling bantu, dan saling bisa mengerti maka kalau di pasar nanti ada dasa penjual atau dasa bakul. Artinya sepuluh bakul yang saling mengingatkan dengan model pasar yang seperti ini akan gampang,” jelas Ganjar, usai mengecek Posko Pasar Sehat di Pasar Kaliwungu Kendal.
Ganjar juga menjelaskan, konsep Dasa Bakul itu bisa didesain dengan menata tiap sepuluh pedagang yang berdekatan. Masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab untuk saling mengingatkan terkait disiplin protokol kesehatan seperti pemakaian masker dengan baik, sering cuci tangan, dan lainnya.
“Kalau (salah satu pedagang) maskernya melorot, diingatkan. Mungkin mereka tidak sadar kalau sering bayar-membayar pakai uang, ini kan sebenarnya media (tempat virus berada), maka diingatkan sering cuci tangan. Sebenarnya hal simpel saja, bagaimana mereka bisa saling menjaga, termasuk saling jaga jarak,” ungkapnya.
Pengecekan pasar bersama Forkompinda Jateng dan Kabupaten Kendal tersebut, dilakukan untuk memastikan bahwa protokol kesehatan di pasar tertata dan berjalan dengan baik.
Di Pasar Kaliwungu itu sudah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan yang ketat. Pengecekan suhu tubuh dan kelengkapan seperti pemakaian masker dilakukan sejak pedagang dan pembeli masuk ke pasar.
Petugas di Pasar juga menyiapkan masker apabila ada masyarakat yang datang tanpa memakai masker. Begitu juga dengan vaksinasi yang rutin dilakukan di pasar tersebut.
“Tadi saya tanya di dalam biasanya ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Maka pada hari itu perlu dilakukan kontrol, kalau ada mahasiswa dan petugas di sini yang menjadi polisi Covid-19 maka jika ada yang tidak beres langsung diingatkan. Ini kemudian menjadi eling lan ngelingke. Eling kita menggunakan prokes, ngelingke kalau kemudian yang lain tidak menggunakan prokes dengan baik,” ucap Ganjar.
Selain Pasar Kaliwungu Kendal, kata Ganjar, ada beberapa pasar di berbagai daerah di Jawa Tengah yang dijadikan percontohan pasar sehat. Di antaranya di Pati dan Grobogan yang juga sudah diujicobakan. Menurut Ganjar, uji coba pasar sehat di Pati bahkan pedagangnya ada yang ditata sampai di luar pasar seperti halnya Kota Salatiga pada masa awal pandemi.
“Pekan ini saya akan keliling untuk melihat dsn mengontrol praktik di pasar-pasar seperti di Kendal ini. Kalau semua bisa mengontrol dan dikendalikan dari depan, masyarakatnya disiplin, maka akan bagus. Minimal pakai masker dan juga vaksinasi yang diberikan bisa membantu. Kalau banyak pasar melakukan seperti ini akan lebih bagus,” ungkapnya.