Reporter : Seno Heru Sutopo
Sumber : Bid Humas Polda Papua
BN News || Jayapura~
Kepolisian Republik Indonesia melalui Divisi Humas Polri memberikan sosialiasi dan pemahaman kontra radikal di Pondok Pesantren Darul Ma’arif Numbay Kota Jayapura, Papua. Jumat ( 1/4).
Hadir dalam kegiatan yakni Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH, Kasubbag Berita Bag Penum Ro Penmas Div Humas Polri AKBP Gatot Hendro Hartono, SE, M. Si, perwakilan MUI Pusat Ust. Muhammad Makmun Rasyid, Pimpinan Pondok pesantren Darul Ma’arif Numbay Kota Jayapura Ust. Salman, Spdi, para Santri serta Santriwati Pondok pesantren Darul Ma’arif Numbay.
Pimpinan Pondok pesantren Darul Ma’arif Numbay Kota Jayapura Ust. Salman, Spdi dalam kesempatannya mengatakan pagi ini sesuai dengan rencana merupakan suatu kebangaan bagi kami dikunjungi untuk diberikan pencerahan dan arahan tentang bagaimana mempersiapan generasi ini yang bisa menghargai para pahlawannya sehingga kelak dewasa bisa menjadi contoh bagi saudara dan keluarganya.
“ Kami merasa bangga bisa dikunjungi oleh tim Humas Polri yang datang untuk memberikan pencerahan kepada kami semua” ucap Ust Salman.
AKBP Gatot Hendro Hartono, SE, M. Si menjelaskan Kontra Radikal merupakan Upaya membangun personel guna mencegah paham radikalisme, separatisme yang saat ini banyak dihembuskan oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen dengan menjadi radikal.
“Upaya mencegah paham radikal tersebut perlu upaya dari seluruh elemen selain Forkopimda ( Pemda, TNI, Polri) juga peran serta dari tokoh agama, masyarakat, adat dan pemuda” jela AKBP Gatot saat membacakan sambutan Kadiv Humas Polri.
AKBP Gatot berharap dengan adanya kegiatan ini para santri dan santriwati dapat mengikuti seluruh rangkaian acara dan menyimak materi yang disampaikan oleh narasumber serta dapat memberikan pengetahuan ini kepada masyarakat sekitar.
Sementara itu, Ust Muhammad Makmun Rasyid dihadapan para santri dan santriwati menjelaskan kelompok yang berusaha memecah-belah bangsa Indonesia dengan menyebarkan paham-paham radikal dan intoleran adalah bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila mengandung nilai-nilai yang sangat cocok dengan kehidupan masyarakat Indonesia dan menjunjung sikap menghormati dan menghargai antar umat beragama dan berbudaya,” kata Makmun.
Maka dari itu, Makmun berharap kepada seluruh santri dan santriwati ini harus menjadi penyambung lidah di masyarakat agar dapat menyebarkan kedamaian dan rasa toleran.
Saya berpesan kepada seluruh anak – anak penerus bangsa ini dan sebagai generasi muda jangan sampai terjerumus dalam sikap radikalisme,” ujarnya.