Reporter : Saelan
Banyumas ~ Jawa Tengah
BN News || BANYUMAS~
Sejumlah Emak-Emak, Warga desa Karangmangu, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, sangat antusias mengikuti latihan membuat tusuk sate yang digelar oleh tim relawan Banyumas. Bertempat di rumah Nunung warga desa setempat. Kamis (26/5/2022).
Kukuh Prasetyo ketua tim relawan penggiat ekonomi pedesaan Banyumas, kepada awak media disela-sela kegiatan mengatakan, kami dari relawan sengaja mengajak para warga desa khususnya yang ada di desa Karangmangu untuk mengadakan pelatihan pembuatan tusuk sate.
“Kami mengajak warga masyarakat untuk latihan mengrajin tusuk sate, yang nantinya bertujuan untuk membantu mendapatkan penghasilan ekomi keluarganya, yang selama ini kebanyakan belum tahu caranya menggali potensi ekonomi yang ada,”ucapnya
Menurutnya, dengan adanya usaha mandiri membuat tusuk sate, meskipun dianggap sepele namun punya nilai ekonominya cukup tinggi, seperti yang sudah dilakukan oleh warga binaan desa lainya.
“Memang dianggap sepele, tapi kalau kita sungguh-sungguh menggeluti usaha ini akan berpenghasilan cukup, asal dilakukan dengan serius, karena hasil besar itu berasal dari yang kecil dahulu, tidak ujug-ujug besar,”ujarnya.
Kukuh menambahkan, sejak diadakan pelatihan pembuatan tusuk sate, enam bulan yang lalu, yang pertama kali dilakukan di desa Gerduren, yang bernama Kelompok Avinitas “Karya Bersama” kini makin banyak permintaan dari warga desa-desa yang lainnya.
“Saat ini sudah tiga desa binaan yang sudah berjalan, yaitu desa Kalitapen dan desa Kaliwangi, semakin hari semakin banyak permintaan untuk menjadi warga desa binaannya, sampai bingung buat agenda untuk melaksanakan pelatihan,” ujarnya.
Sementara itu, Satirah sebagai marketing dan pemateri, kepada awak media menjelaskan, kami melatih mengrajin tusuk sate bertujuan untuk bangkitkan potensi usaha ekonomi di pedesaan, khususnya yang di wilayah Kecamatan Purwojati.
“Salah satu usaha yang paling mudah dalam cara pembuatannya dan mencari bahan bakunya yaitu tentang mengrajin tusuk sate,” terangnya.
Dikatakan Satirah, pengrajin tusuk sate di desa binaannya disamping mendapat pelatihan, juga nantinya akan dibantu secara gratis berupa satu mesin penghalus & satu mesin peruncing.
“Sedikitnya sudah dua desa binaannya yang mendapatkan mesin peruncing dan penghalus. Untuk warga binaan desa Karangmangu, ikut latihan mengrajin dahulu sekitar empat harian baru nanti akan diberi bantuan mesin,” tuturnya.
Lanjutnya Satirah mengatakan, cara mengrajin tusuk sate lebih baik menggunakan bambu tali dan masih basah, dikerjakan lebih mudah.
“Adapun ukuran standar tusuk sate yaitu, ukuran panjang 22 CM diameter 2,7 MM untuk tusuk sate Kambing, sedangkan panjang 22 CM diameter 2,5 MM untuk tusuk sate Ayam, semua berbahan baku bambu tali, saat ini pemasaran tusuk sate sudah tembus di beberapa Wilayah Kecamatan, bahkan untuk memenuhi permintaan pasar saat ini mengalami kewalahan,” jelasnya.
Lebih lanjut Satirah menjelaskan, desa binaan yang sudah berjalan, antara lain warga desa Kalitapen & Kaliwangi, mereka sudah produksi & menjual tusuk satenya, dengan harga tusuk sate saat ini setiap 1000 batang di banderol dengan harga sebesar Rp.5.500,.
“Disamping di banderol dengan harga sebesar Rp.5.500,- jika pengrajin mau menjualnya setiap saat bisa dilayani, dan langsung dibayar tunai. Oleh sebab itu, karena permintaan pasar sangat tinggi, pihaknya berharap makin banyak warga desa binaan yang antusias untuk ikut mengrajin tusuk sate,” pintanya.
Saya tertarik ikut gabung bikin tusuk. Sate
Info nomer telepon ketua pembinanya dong min