BN NEWS || GARUT – Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2023. Bertempat Gedung Serbaguna KPGS di Desa Cibodas, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Rabu (6/3/2024).
Pada RAT tahun ini KPGS membawakan tema “Menjaga Keberlanjutan Peternakan Sapi Perah Rakyat”. Ad Dua agenda utama yang dibahas dalam RAT tahun ini.
Seperti yang disampaikan Agus Saepul Manan selaku Manajer Divisi Operasional, Pelayanan dan Teknis menjelaskan, diantara dua agenda yang dibahas yaitu pemilihan pengawas dan juga membahas anggaran belanja koperasi untuk tahun 2024.
Untuk anggaran sendiri menurut Agus, pada tahun 2024 ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2023 lalu. Nyaris tidak ada perubahan jika melihat besaran anggaran.
Sementara untuk pemilihan pengawas, dikarenakan masa bakti pengawas yang lama sudah habis, maka diadakan pemilihan. Diantaranya terpilih ketua pengawas yaitu Dede Kusdiana, kemudian juga Saepudin selaku anggota. Kemudian nanti akan dipilih lagi satu anggota staf sehingga jumlah pengawas totalnya 3 orang.
“Barusan diadakan untuk pemilihan pengawas yang baru. Yang terpilih adalah dari ketua kelompok, bapak Dede Kusdiana sebagai ketua, kemudian bapak saepudin sebagai anggota. Terpilih dua orang dan nanti akan diangkat staf satu orang sebagai badan pengawas. Sehingga pengawas jadi 3 orang,” jelasnya.
Disamping itu Agus juga menjelaskan perihal wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) yang sempat menyerang sapi. Pengaruh PMK terhadap anggota peternak dan KPGS sendiri sangat besar dampaknya dan sangat merugikan. Pasalnya KPGS selama ini memiliki usaha utama di bidang susu sapi perah.
“Pengaruh PMK ke sapi sangat berarti, sangat merugikan untuk peternak dan koperasi. Sebab ketika PMK menyerang dan menjadi wabah nasional, otomatis produksi dan populasi sapi pasti berkurang,” ujarnya.
“Kalau sudah terjadi wabah sulit untuk disembuhkan, bahkan dipotong paksa kebanyakan. Menurut data hampir 350 ekor sapi terserang PMK dan dipotong paksa dan itu di lingkungan KPGS,” sambungnya.
Kendati begitu kata Agus, Pemerintah kabupaten Garut dan Pemerintah pusat hadir memberikan bantuan terhadap peternak yang mendapat serangan PMK.
Pemerintah kabupaten dan Pemerintah pusat memberikan bantuan kompensasi berupa uang tunai kepada peternak.
“Alhamdulillah ada bantuan dari Pemerintah kabupaten dan pusat yang aliran dananya itu KPGS mengakomodir dan pencairan ke rekening anggota,” tegasnya.
Untuk total populasi sapi sendiri menurut Agus sejauh ini masih bertahan di kisaran 2.300 ekor yang tersebar di kecamatan Pamulihan, Cikajang, Pakenjeng, Cisurupan, Cigedug, Banjarwangi, Singajaya dan Cihurip.
Selain itu Agus juga menyampaikan kabar baik tentang peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. KPGS sekarang ini sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan memberikan program jaminan sosial khusus untuk kategori bukan penerima upah.
Program jaminan sosial ini untuk melindungi anggota dengan tiga perlindungan, yaitu jaminan meninggal dunia, jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kecelakaan kerja.
Hal itu dibenarkan oleh Adeng Sukmana agen BPJS Ketenagakerjaan yang memfasilitasi anggota KPGS.
Sampai sejauh ini kata Adeng, sudah 600 anggota KPGS yang bergabung dengan program ini. Mereka setiap bulan membayar iuran sebesar 40 ribu rupiah termasuk biaya admin.
Dengan iuran sebesar itu, anggota KPGS akan mendapatkan tiga perlindungan sekaligus. Yaitu jaminan hari tua (JHT), jaminan kecelakaan kerja dan jaminan meninggal dunia.
Bahkan beberapa waktu lalu ada anggota KPGS yang meninggal dunia ketika mengambil rumput di kebun. Oleh karena Ia termasuk peserta BPJS Ketenagakerjaan, maka mendapatkan kompensasi sebesar 42 juta rupiah. Dimana kompensasi itu masuk langsung ke rekening anggota ahli waris.