BN News. Banyumas || Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro didampingi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Christoveny bersama Forkopimda dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) meluncurkan “Kampung Sadar Inflasi” dengan program gerakan menanam dan pemanfaatan pekarangan rumah dengan tanaman pengendali inflasi di Kelurahan Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara. Kegiatan dilaksananakan di Aula Kelurahan Sumampir Selasa 26 Maret 2024 yang ditandai dengan pemukulan kentong dan penanaman cabai bersama di Wilayah RW I.
Pj Bupati Hanung mengatakan Kampung Sadar Inflasi diluncurkan untuk memastikan bahwa ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat terjamin.
“Kita memastikan bahwa sampai prognosa di bulan April, ketersediaan kebutuhan pokok bahan pangan kita surplus. Jadi dari ketersediaan tidak ada yang kurang, bahkan juga termasuk jagung, kedelai, baik itu yang ada di Bulog maupun pasar termasuk yang masih di petani itu Insya Allah mencukupi,” katanya.
Ia juga berharap Kabupaten Banyumas, dapat segera mewujudkan swasembada berbagai komoditas pangan sebagai bagian dari pengendalian inflasi daerah. Ia mengakui bahwa ketersediaan pangan tidak semua tersedia dan diproduksi oleh masyarakat Banyumas sendiri. Ada beberapa komoditas yang harus diambil dari daerah lain.
“Komoditas pangan yang hingga saat ini belum bisa dipenuhi oleh petani di Banyumas, salah satunya kedelai. Saat ini di Banyumas tidak ada produksi kedelai, sedangkan kebutuhannya rata-rata 1.966 ton per bulan. Termasuk Tomat yang ternyata kita tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Banyumas. Kebutuhannya adalah 132,8 ton, sementara kita baru memenuhi 102 ton,” jelasnya.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat berupa Kampung Sadar Inflasi agar masyarakat bisa menanam komoditas pangan tersebut, sehingga dapat panen dalam tiga bulan ke depan. Kegiatan ini telah dilakukan TPID Kabupaten Banyumas bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto yang berupaya memenuhi kebutuhan cabai, yakni dengan memanfaatkan pekarangan untuk menanam cabai dan tanaman lainya.
Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny mengatakan peluncuran Kampung Sadar Inflasi atau Kadarsi tersebut merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi dari TPID Kabupaten Banyumas. Kampung Sadar Inflasi yang diluncurkan merupakan program percontohan pengembangan budi daya hortikultura dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya dari lingkungannya sendiri, sehingga inflasi dapat lebih terkendali.
“Pengembangan Kampung Sadar inflasi ini sejalan dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP, di mana salah satu program unggulannya dalam menciptakan ketahanan pangan nasional,” katanya.
Ia berharap melalui Kampung Sadar Inflasi tersebut, ketahanan pangan masyarakat makin meningkat. Menurutnya Bank Indonesia Purwokerto terus mendukung upaya pengembangan Kampung Sadar Inflasi di antaranya dengan memberikan pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan untuk budi daya dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dari ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) maupun Kelompok Wanita Tani (KWT) Wijaya Kusuma, Kelurahan Sumampir.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Wijaya Kusuma Kelurahan Sumampir, Sukarni Iriani Yuliesti mengatakan bahwa kelompok wanita tani dan PKK kelurahan Sumampir memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam cabai dan sayuran lainnya. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan sendiri jika lebih baru dijual ke tetangga ataupun pasar. (Humas Pemkab Banyumas//Warto).