Alumni SMA N 1 Purwokerto Tahun 1992 Gelar Juguran Komunitas Asa Banyumas

Sharing is caring!

BN News. Banyumas || Semangat mengisi bulan baik dengan hal baik untuk tujuan baik, Alumni SMA N 1 Purwokerto angkatan 1992 gelar juguran kebanyumasan, yang dikemas dalam satu rangkaian acara buka bersama dan silaturahmi lintas angkatan alumni, para alumni tahun 1963 hingga alumni tahun 2019, bertempat di Coffe dan Resto, Jatiwinangun pada Hari Sabtu (30/3/2024).

Bacaan Lainnya

Kordinator kegiatan Heru Priyanto, menjelaskan juguran ini mendengarkan suara alumni tentang Banyumas dalam upaya memberikan kontribusi kepada Banyumas sehingga semakin baik ke depannya, “Forum juguran bisa dirutinkan, sebagai Komunitas Asa Banyumas, yang terbuka untuk siapapun yang peduli terhadap sektor ekonomi, sosial, pendidikan maupun seni budaya di Banyumas,” Ungkap Heru.

Wakil sekjen Ikatan Alumni SMAN 1 Purwokerto Heri Sutikno, dalam sambutanya mengapresiasi juguran ini, “Seluruh alumni tetap bersatu dan bekerja sama mewujudkan Banyumas yang lebih baik dan lebih baik lagi,” kata penyemangat Heri

Dikesempatan itu, salah satu alumni Setya Arinugroho, memberikan gambaran tentang kondisi Banyumas. Dan berharap para alumni tertarik ke dunia politik, “Dengan memasuki wilayah politik akan semakin banyak yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat melalui kebijakan publik dan pengadaan anggaran,” Jelas Setya.

Selanjutnya, Budi Setiawan menyampaikan perlunya semangat perbaikan infrastuktur di Banyumas melalui saluran pengaduan resmi Banyumas (lapak aduan Banyumas), “Sarana pendidikan saat ini masih belum merata di wilayah Banyumas, begitu juga sistem zonasi sekolah masih belum ideal diterapkan di Banyumas,” Tandas Budi.

Lebih lanjut, Dewi Anggyaningtyas, menyoroti sisi seni dan budaya, nampaknya perihal kerjasama harus lebih insten, ” Kerjasama harus lebih baik lagi antara pelaku seni dan pemerintah kabupaten untuk mendorong seni budaya dan tradisi banyumas lebih dikenal luas,” kata Dewi.

Jelang akhir kegiatan Widiyono, aktifis dan pelaku di bidang seni batik, berharap usaha batik dapat lebih diperhatikan karena gaungnya cepat dan jangkauannya bisa mendunia, “Aktifitas seni dan budaya perlu dibuatkan agenda rutin, terus ramaikan pagelaran seni dan budaya di Gedung Sutedja, bisa lebih hidup, lebih semarak, Imbuh Widiyono.

Nampak hadir juga pemilik Penerbit dan Percetakan SIP Publishing Indra Defandra, menyampaikan pengalaman saat melakukan penggalian sejarah Banyumas dari salah satu buku yang diterbitkannya, pada akhirnya hari jadi Banyumas yang semula diperingati setiap 6 April, menjadi 22 Februari yang ditetapkan melalui Perda Banyumas, Pungkas Indra.   (Kontributor : Wawan/Djarmanto-YF2DOI//Red).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.