BN NEWS, Cianjur || Masalah sampah organik masih menjadi tantangan serius di lingkungan masyarakat, termasuk di Kabupaten Cianjur. Menyikapi hal ini, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pandan Laut Pasir Angin, Desa Padajaya, Kecamatan Cikalongkulon, mengambil langkah progresif dengan menerapkan budidaya maggot sebagai solusi inovatif pengelolaan sampah organik. Senin (20/1/2025)
Program ini, yang dilaksanakan oleh Direktorat Logistik, Keamanan, Ketertiban, dan Lingkungan, bertujuan untuk mengurangi dampak negatif timbunan sampah organik sekaligus menghasilkan manfaat ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan.
Ramdan Pratama, pengelola budidaya maggot di TPST, menjelaskan bahwa sebanyak 200 gram telur maggot jenis Black Soldier Fly (BSF) dibudidayakan dalam media khusus. Proses dimulai dengan penetasan telur menggunakan media dedak yang dicampur air agar tetap lembab. Setelah 3-5 hari, telur menetas menjadi larva atau baby maggot yang kemudian dipindahkan ke media pembesaran.
Selama fase pembesaran, maggot diberi pakan berupa sampah organik yang telah dicacah. Untuk setiap kilogram maggot, dibutuhkan sekitar 4 kilogram sampah organik. Setelah 15-20 hari, maggot siap dipanen dan dapat digunakan sebagai sumber protein tinggi untuk pakan ternak atau bahan energi terbarukan.
Ramdan juga menekankan bahwa alat untuk budidaya maggot cukup sederhana, seperti kandang kayu berlapis kasa untuk tempat kawin lalat BSF, wadah kecil untuk penetasan telur, serta rak kayu untuk media pembesaran. Lokasi kandang diletakkan di area yang mendapat sinar matahari dengan wadah yang memiliki drainase untuk mencegah genangan air.
Bambam, pengelola sampah di TPST, menyebutkan bahwa budidaya maggot tidak hanya membantu mengurangi volume sampah organik, tetapi juga memberikan manfaat beragam, seperti: Pengurangan Sampah Organik: Limbah organik seperti sisa makanan dan dedaunan dapat diolah menjadi media pakan maggot, sehingga mengurangi beban ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sumber Protein Alternatif: Pupa maggot kaya protein, cocok untuk pakan ternak atau hewan peliharaan. Energi Terbarukan: Pupa maggot yang dikeringkan dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif, seperti briket biomassa, membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Edukasi dan Penelitian: Kegiatan ini juga membuka peluang untuk edukasi masyarakat tentang daur ulang dan keberlanjutan, sekaligus menjadi sumber penelitian ilmiah.
Menurut Ramdan, budidaya maggot merupakan solusi praktis dan berkelanjutan dalam menangani sampah organik di tingkat masyarakat. Selain menjaga kebersihan lingkungan, budidaya ini memberikan dampak positif dalam mendukung pertanian, peternakan, dan pengelolaan energi ramah lingkungan.
Dengan adanya program ini, TPST Pandan Laut Pasir Angin menginspirasi masyarakat untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah organik, menciptakan lingkungan yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan.
(Kamil)