Kolaborasi Hijau #16: Kembali ke Akar, Menanam dan Merawat Harapan

Sharing is caring!

BN NEWS, Garut || Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin jauh dari alam, Kolaborasi Hijau hadir sebagai pengingat sekaligus gerakan nyata bahwa kita semua memiliki akar yang sama bumi. Melalui kegiatan Kolaborasi Hijau ke-16 yang digelar di Blok Gunung Congkrang, masyarakat kembali diajak untuk melakukan satu tindakan sederhana namun bermakna besar menanam dan merawat pohon. Sabtu (7/6/2025)

Namun, Kolaborasi Hijau bukan hanya tentang menanam. Ia adalah jalan pulang menuju kearifan alam, momen ketika kita kembali menyadari bahwa hutan bukan sekadar latar keindahan, melainkan nafas kehidupan. Karena sejatinya, menanam pohon adalah doa yang dirapal dalam diam. Doa untuk tanah yang tetap subur. Doa untuk air yang tetap jernih. Doa agar anak cucu bisa hidup lebih bersahabat dengan semesta.

Bacaan Lainnya

Lebih dari Sekadar Menanam: Merawat yang Pernah Ditumbuhkan

Dalam Kolaborasi Hijau #16, semangat yang dibawa bukan hanya menanam yang baru, tetapi juga merawat yang pernah ditanam. Kegiatan ini mencakup penyulaman sekitar 30 bibit pohon yang tidak tumbuh optimal sejak penanaman sebelumnya. Penyulaman menjadi wujud kepedulian agar harapan yang dulu ditanam tidak berhenti tumbuh di tengah jalan.

Tak hanya itu, para peserta juga melakukan kegiatan penyiangan semak dan gulma di sekitar bibit pohon, agar tanaman muda bisa tumbuh tanpa gangguan persaingan hara dari tumbuhan liar. Sebagai bentuk perlindungan, karung pelindung dipasang pada bibit-bibit yang rawan rusak karena angin, hujan deras, atau gangguan dari hewan. Semua dilakukan dengan semangat gotong royong dan cinta terhadap alam.

Satukan Langkah, Satukan Niat

Kolaborasi Hijau mengajak setiap jiwa untuk tidak hanya angkat bicara, tetapi turun tangan. Menanam tanpa merawat adalah separuh perjuangan. Maka kegiatan pemeliharaan menjadi wujud nyata dari komitmen jangka panjang terhadap kelestarian lingkungan.

Kebersamaan di Blok Gunung Congkrang menjadi pengingat bahwa menjaga alam bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau aktivis, tapi tugas semua insan yang masih ingin menghirup udara segar esok hari. “Satukan langkah, satukan niat,” menjadi seruan yang hidup dalam setiap tindakan peserta hari itu dari menggali tanah, menyulam bibit, menyiangi rumput, hingga mengikatkan karung pelindung di batang muda.

Satu Pohon, Ribuan Harapan

“Satu pohon yang ditanam hari ini adalah ribuan harapan yang disemai untuk masa depan.” Kalimat ini bukan hanya slogan, tetapi jiwa dari seluruh gerakan Kolaborasi Hijau. Setiap akar yang tertanam adalah harapan yang menyatu dengan tanah, setiap batang yang tumbuh adalah doa agar bumi ini tetap menjadi rumah yang layak bagi semua makhluk.

Blok Gunung Congkrang tak lagi sekadar tempat, tetapi telah menjelma menjadi ruang belajar bersama, tempat menumbuhkan tanggung jawab, merawat harapan, dan menyatukan cinta terhadap alam. Di sana, kita diajak untuk tidak hanya menjadi penanam, tetapi juga penjaga kehidupan.

Menumbuhkan Kesadaran, Membangun Masa Depan

Gerakan seperti ini mengingatkan kita bahwa perubahan tidak selalu datang dari hal besar. Ia bisa tumbuh dari tanah, dari satu bibit, dari satu tangan yang rela kotor. Menanam dan merawat adalah dua sisi dari satu komitmen menjaga keberlangsungan hidup di planet ini.

Kolaborasi Hijau #16 menjadi cermin bahwa masa depan yang hijau bukan mimpi kosong. Ia adalah kenyataan yang bisa dicapai jika kita bersedia berjalan bersama, kembali ke akar, dan merawat setiap tunas harapan dengan kesungguhan.

Ditulis oleh : Cepi Gantina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.