Banyumas. Belanegaranews.com || Di tengah arus zaman yang kian kompleks, hadir sosok sederhana namun bercahaya: Faidus Sa’ad, Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, yang menghadirkan dakwah tak sebatas di mimbar dan kitab, tetapi menjelma menjadi denyut kehidupan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan umat.
Dalam pertemuan penuh kehangatan bersama awak media, pada Minggu/Ahad siang, 15 Juni 2025, di Purwokerto, Faidus membuka kisah perjuangannya, kisah tentang dakwah yang tumbuh dari bumi, menyentuh akar rumput, dan menjulang menjadi pelita harapan ekonomi umat.
Dengan latar sebagai praktisi leasing dan konsultan pemberdayaan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan, Faidus membawa ilmu terapan ke medan dakwah. Sejak mendirikan Majelis Taklim Al Barokah pada 9 November 2009, ia tidak hanya membimbing bacaan Al-Qur’an, tetapi juga membangkitkan ruh kemandirian ekonomi melalui sistem infak produktif.
“Saya melihat banyak infak umat hanya habis untuk kebutuhan sesaat. Padahal jika dikelola secara produktif dan amanah, infak bisa menjadi sumber daya yang membangkitkan umat,” ujarnya penuh keyakinan.
Melalui pendekatan yang sistematis dan transparan, lahirlah program-program unggulan: pinjaman usaha tanpa bunga, pelatihan keterampilan, unit usaha jamaah, serta Mobil Layanan Umat dan ziarah tahunan gratis bagi jamaah. Dana infak dikelola tanpa menyentuh pokoknya, melainkan digerakkan untuk keberlanjutan dan manfaat jangka panjang.
Ia menghidupkan semboyan:
“Berinfak Lebih Cerdas, Berpahala Lebih Luas”,
sebagai bentuk dakwah ekonomi yang tidak melemahkan, tapi memberdayakan.
Bukan sekadar teori. Banyak jamaah yang dahulu terpuruk kini bangkit membuka usaha, mandiri secara finansial, bahkan kembali menyumbang untuk roda infak produktif yang telah membesarkan mereka.
“Kami ingin jamaah tidak hanya cakap mengaji, tapi juga kuat berdiri secara ekonomi. Sebab iman butuh pijakan, dan amal butuh ketahanan,” tegasnya penuh semangat.
Gerakan ini tak sekadar diterima, tapi kini dijadikan model percontohan oleh banyak pihak. Dari Muslimat NU Banyumas, para penyuluh lintas daerah, hingga majelis taklim luar kota, datang berguru ke Al Barokah, menyerap ilham dari semangat keberdayaan yang ia kobarkan.
Lebih jauh, ia membuka cakrawala baru tentang wakaf produktif. Tidak hanya untuk bangunan fisik, tetapi juga untuk sawah, kolam ikan, dan aset ekonomi umat yang berputar manfaatnya secara lestari.
Atas inovasi tersebut, Faidus Sa’ad dianugerahi Juara 1 PAI Award Provinsi Jawa Tengah dan mewakili Jawa Tengah di PAI Award Tingkat Nasional dalam kategori Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Dialah penyuluh agama yang tak hanya menjaga akidah, tapi juga membangun peradaban. Yang tidak hanya mengajarkan tauhid, tetapi menghadirkan ketahanan sosial. Dakwahnya bukan hanya suara, tapi sistem. Bukan hanya seruan, tapi solusi.
Dengan langkah penuh keyakinan, Faidus menapaki jalan dakwah profetik: membebaskan, memberdayakan, dan memuliakan umat.
Karena sejatinya, dakwah bukan sekadar nasihat, tapi gerak penuh maslahat.
(Kontributor : Djarmanto – YF2DOI//Red)