Semarang (BNNews) – Mengantisipasi demo mahasiswa jelang pelantikan Presiden 20 Oktober 2019 mendatang, Kemenristekdikti mengimbau mahasiswa untuk menjaga kondusivitas negara.
Aspirasi yang disampaikan hendaknya dilakukan dengan cara-cara lain, semisal diskusi.
“Kami berharap kalau ada aspirasi perlu disalurkan lewat cara cara diskusi dan lain-lain. Tidak ada pengerahan massa,” ungkap Prof Ismunandar, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti saat ditemui di kampus Undip, Tembalang, Semarang, baru- baru ini.
Menurutnya dengan pengerahan massa untuk berdemo di Jakarta, akan berdampak negatif. Ia pun mengimbau masyarakat khususnya mahasiswa menjaga situasi dan kondisi pada saat momen pelantikan Presiden.
“Kalau ada yang turun ke jalan maka keamanannya tak dapat terjamin,” urainya.
Menurutnya saat ini tuntutan dan aspirasi mahasiswa yang berdemo sebenarnya telah diperhatikan dengan baik oleh pemerintah.
“Ini bukan pengekangan kebebasan berekspresi. Setiap orang punya hak menyampaikan aspirasinya, tapi sesuai koridor yang berlaku,” kata Prof Ismunandar.
Ia menjelaskan imbauan terus dilakukan secara kontinyu oleh Kemenristekdikti kepada rektor-rektor kampus di Indonesia.
Tetapi ia menjelaskan, imbauan bukan dalam rangka melarang mahasiswa agar tidak berdemo.
“Tapi lebih pada mengajak mereka berdialog supaya aspirasinya bisa diserap,” paparnya.
Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof Yos Johan Utama menambahkan pihaknya telah meminta baik mahasiswa maupun pemerintah untuk menahan diri, tak melakukan tindakan-tindakan yang memprovokasi. Serta untuk bijak menyikapi permasalahan.
“Mahasiswa telah kami ajak berdialog.
Jangan sampai tak mau dan berujung pada hal tidak baik,” ungkap dia.
Prof Yos juga meminta perguruan tinggi yang menjadi anggota FRI ikut upaya memecahkan permasalahan yang terjadi.(gd/R.1820).