BN News. Banyumas || Tidak asing bagi alumni Ponpes khususnya Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang dan masyarakat Desa Kedungbanteng, juga masyarakat Desa Tamansari Kec Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Sosok Gus Ajid Kamaludin merupakan tokoh muda yang melestarikan amanah para guru dan para seniornya.
Demikian disampaikan Gus Sucipto, seorang santri alumni Ponpes Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang pada tahun 1.996 – 2.000, pada Jum’at (01/11/2024) pukul 23:50 Wib. Gus Fahim, sapaan akrabnya menyampaikan itu saat bersilaturrahmi bersama awak media ke rumah Sahabatnya, Gus Ajid Kamaludin di Aula Perguruan Islam (API) Desa Tamansari, Kec Karanglewas, Kab Banyumas.
“Aula Perguruan Islam (API) Tamansari Karanglewas, merupakan Pesantren salafiyah yang didirikan dari nol (awal) dan diasuh langsung oleh Gus Ajid Kamaludin, dengan metode pengajarannya masih istiqamah mempertahankan tradisi aslinya, cenderung menerapkan sistem pembelajaran bandongan dan sorogan,” Jelas Gus Fahim
“Pesantren salafiyah Asuhan Gus Ajid, dari awal berdiri sampai hari ini, terus memberikan pengajaran kepada santrinya dengan berbagai ilmu-ilmu Islam. Seperti mata pelajaran al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tauhid, tasawuf, dan lain sebagainya, dengan bersumber kepada berbagai literatur yang berbahasa Arab (Kitab Kuning),” Imbuhnya.
Dikesempatan itu, Pengasuh API Tamansari Karanglewas Gus Ajid Kamaludin, menjelaskan Karakteristik Pesantren API Tamansari mempunyai karakteristik tersendiri yang khas didasarkan atas ajaran Islam dengan tujuan ibadah untuk mendapatkan Ridha dari Allah SWT, Katanya.
“Waktu belajarnya santri juga tidak dibatasi, santri dididik untuk menjadi mukmin sejati, mempunyai integritas pribadi yang kukuh, mandiri, dan mempunyai kualitas intelektual. Sehingga, seorang santri diharapkan dapat menjadi panutan dalam masyarakat, menyebarluaskan citra nilai budaya pesantrennya dengan penuh keikhlasan, dan menyiarkan dakwah Islam,” Ungkapnya.
Gus Ajid menambakan, bahwa karakteristik pendidikan di API Tamansari, adanya hubungan yang akrab dan dekat antara santri dengan Kiainya, Kepatuhan santri pada Kiai, Hidup hemat dan sederhana, kemandirian santri, Memiliki Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwah) yang mewarnai kehidupan santri, Memiliki sikap disiplin, Pemberian ijazah, ini menandakan restu kiai kepada santrinya.
“Prinsip-prinsip pendidikannya, kebijaksanaan, bebas terpimpin, Mandiri, kebersamaan, hubungan guru, ilmu pengetahuan diperoleh dengan ketajaman akal dan juga pada kesucian hati dan berkah dari kyai, memiliki kemampuan mengatur diri sendiri secara mandiri, sederhana, memiliki metode pengajaran yang luas, dan ibadah,” Pungkasnya.
Untuk diketahui, kalau kita bersama anggota keluarga tidak pandai-pandai menyaring budaya ataupun berita dari luar karena kemudaan dan kemajuan teknologi, kita justru bisa menjadi korban dari budaya global itu. Budaya yang kadang-kadang tidak sesuai dengan etika dan kebudayaan bangsa, serta tidak sesuai dengan tuntunan agama. (Djarmanto-YF2DOI//Red).