Pembangunan Sentra Olahan Cabai Tak Optimal, Kinerja Dinas Pengelola Dipertanyakan

  • Whatsapp

Sharing is caring!

Kegiatan pelatihan Teknik Produksi dan Standarisasi Produk Sentra IKM Olahan Cabai (SIPOC) Bertempat di wilayah Desa Mekarsari Kecamatan Cikajang pada hari Senin, 25 Desember 2023

BN NEWS || GARUT – Kabupaten Garut yang memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor industry pertanian, salah satunya produk olahan cabai. Pada tahun 2023 ini kabupaten Garut mendapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengembangan Sentra IKM Produk Olahan Cabai (SIPOC) yang berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.

Kehadiran Sentra IKM Produk Olahan Cabai ini mendapat sambutan yang antusias khususnya oleh masyarakat Cikajang yang dominan kehidupan sehari-hari dari pertanian.

Sayang sekali dalam perjalanannya banyak masalah yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Selain masalah konflik lahan yang bermasalah dengan pihak provinsi, masalah ini hanyalah puncak dari serangkaian masalah yang lebih besar yang menghantui pengelolaan kegiatan tersebut.

Pengadaan alat dan mesin yang cenderung tidak transparan dan kualitas alat mesin yang meragukan, pelaksanaan kegiatan DAK non-fisik untuk mendukung keberadaan Sentra industri tersebut terlihat asal-asalan. Anggaran terserap dalam pelaksanaannya terlihat sekali perencanaannya tidak terencana dengan baik.

Salah satu contoh yang menggambarkan kegagalan dalam perencanaan adalah pelaksanaan pelatihan yang terkesan asal-asalan. Pelatihan seharusnya menjadi bagian penting dalam pengembangan sentra industri, namun dilaksanakan di ujung tahun bahkan pada hari libur nasional, Senin (25/12/ 2023).

Ini mencerminkan ketidakprofesionalan dan kurangnnya perencanaan yang matang dalam pelaksanaan proyek ini.

Dari total alokasi DAK mencapai hampir 12 Miliar Rupiah, hanya sebagian kecil yang berhasil diserap. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas terkait belum mampu mengelola dana tersebut dengan efisien dan efektif.

Dana yang begitu besar seharusnya digunakan untuk memajukan sektor industri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tetapi dana DAK tersebut tidak mampu diserap secara menyeluruh, dimana secara administratif serapan angaran merupakan salah satu Indikator Kunci pengelolaan sebuah kegiatan disamping pelaksanaan fisik di lapangan. Hasil investigasi media di lapangan fasilitas vital pendukung pun sangat jauh dari sempurna, sumber energi listrik baru sebatas untuk penerangan belum menunjang untuk mesin pengolahan termasuk generator back up listrik belum tersedia. Sumber air dan pengolahan limbah industri pun sama sekali belum ada.

Selain itu, pembangunan sentra industri produk olahan cabai seharusnya dilakukan di kawasan yang sudah memiliki pelaku industri yang berjalan. Namun, kenyataannya, ketika anggaran disetujui, kawasan tersebut belum memiliki industri yang beroperasi. Ini mengindikasikan ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan proyek. Hal ini ditunjukan peserta pelatihan yang dilakukan secara asal-asalan juga menjadi masalah serius.

Petunjuk teknis dari Kementerian Perindustrian jelas menyatakan bahwa peserta harus dipilih berdasarkan surat keputusan pimpinan daerah, dalam hal ini, Bupati. Hal ini menunjukkan kurangnya koordinasi dan komitmen serius dalam mengelola DAK ini.

Dampak dari kegagalan dalam mengelola DAK ini adalah risiko besar bahwa anggaran yang bermiliar-miliar rupiah hanya akan menjadi monumen tanpa memberikan manfaat yang jelas bagi masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan evaluasi mendalam terhadap kinerja Dinas yang bersangkutan dalam mengelola proyek ini.

Perbaikan manajemen, koordinasi yang lebih baik, serta komitmen yang lebih serius untuk memanfaatkan anggaran non fisik dengan efektif harus menjadi prioritas. Hanya dengan cara ini, Kabupaten Garut dapat mengubah Dana Alokasi Khusus ini menjadi alat yang berdaya guna dalam upaya meningkatkan perkembangan industri dan kesejahteraan masyarakatnya karena seperti kita ketahui bahwa Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra pertanian di tingkat Nasional.

Dengan kehadiran sentra industri pengolahan tentunya akan mampu memberikan nilai tambah produk yang dihasilkan petani yang pada gilirannya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. (Tim)

Sumber: Dari Berbagai Sumber

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.