Sebanyak 140 Kasus DBD terjadi di Kota Semarang Sejak Awal Tahun

Sharing is caring!

Semarang (BNNews) – Pemerintah Kota (Pemkot) juga meminta kepada sekolah untuk mengenakan seragam panjang. Upaya ini juga untuk mencegah gigitan nyamuk.

“Pemkot sudah mengajukan seragam sekolah pakai baju panjang. Tapi, kalau sampai di rumah copot-copot baju, bisa saja tergigit karena nyamuk bisa mengigit di sore hari,” terangnya.

Adapun terkait upaya fogging, dia menjelaskan, bukan merupakan solusi utama mencegah DBD. Solusi utamanya adalah PSN. Fogging dilakukan jika dalam suatu wilayah beradius 100 meter, terdapat tiga hingga empat atau lebih warga yang terkena DBD.

“Bukan kami nunggu orang sakit dulu baru fogging, tidak. Tapi, belum tentu seseorang terkena DBD, wilayahnya itu perlu fogging. Misalnya, seseorang baru pergi dari suatu daerah. Kemudian Dia sakit DBD dirumah, padahal dia tergigit nyamuk bukan di rumah tapi di daerah lain,” paparnya dr Mada Gautama pada hari Jumat kemarin (1/3/2019).

Lebih lanjut, Mada menuturkan, Pemkot terus giat melakukan pemberdayaan masyarakat yakni kerjasama Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait dengan masyarakat.

Menurutnya, ujung tombak pencegahan DBD adalah masyarakat. Sehingga, diperlukan dengan kerjasama masyarakat melalui camat, lurah, PKK, dan lainnya.

“Kami sangat tidak mungkin) jika hanya melakukan upaya tanpa dibarengi usaha dari masyarakat,” katanya.(dr mada gautama/andu).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.