PGRI Sambut Konkernas I, Masa Bakti XXII, Tahun 2020

Sharing is caring!

BN NEWS. – Sragen.

Selasa , 03 Maret 2020 pkl 08.30 s/d 09.45 Wib bertempat di Aula KPRI Kp Krapyak Kel Sragen Wetan dilaksanakan kegiatan KONFERENSI CABANG PGRI SRAGEN MASA BAKTI XXII (2020 – 2025) dgn tema “Peran PGRI Mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul Untuk Indonesia Maju.
Hadir dalam kegiatan Drs Suwardi S.Pd, M.M (Ketua PGRI kab Sragen), Dwi Sigit Kartanto, AP (Camat Sragen), Kapten Cpl Petrus Catur Setiyanto (Danramil 01/Srg), AKP Mashadi SH.MH (Kapolsek Sragen Kota), Drs Sarifudin (Ketua panitia penyelenggara), Martono S.pd (ketua PGRI cabang Kec Sragen), Kepala Sekolah SD,SMP,SMA sederajad se Kec Sragen serta peserta dan tamu undangan lk 90 orang.


Ketua PGRI Sragen periode XXI Drs Suwardi SPd. MM dalam sambutanya menyatakan bahwa Konferensi Kabupaten adalah forum tertinggi kepengurusan PGRI Sragen yang bermaksud untuk menilai dan mengoreksi yang positif terhadap capaian kinerja pengurus selama 5 tahun lalu, menetapkan program 5 tahun mendatang, dalam hal ini perlu program yang jelas untuk bisa berjalan dengan baik.
Konferensi ini, tambah Drs Suwardi yang juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, juga dimaksudkan untuk menetapkan rencana anggaran 5 tahun mendatang dan perlu aanya inovasi untuk mendapatkan sumber pembiayaan. Dan selanjutnya konferensi juga akan melaksanakan reorganisasi atau pemilihan pengurus.
Konferensi Kabupaten PGRI Sragen XXII dibuka oleh Bupati dan selanjutnya dalam sambutannya, Bupati Sragen dr Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengharapkan, terkait dengan konferensi PGRI Sragen bisa berjalan lancar, sukses melalui musyawarah untuk mencapai kemufakatan.
Dikatakan, untuk bisa mengelola organisasi dibutuhkan inovasi dan ketegasan untuk melaksanakan kibijakan yang santun.
Bupati juga mengapresiasi bahwa PGRI Sragen selama ini sudah banyak capaian-capaian yang telah diraih dalam kemitraannya dengan pemerintah Sragen. Utuk itu bupati meminta perhatiannya kepada PGRI untuk terus fokus dan mewaspadai terhadap permasalahan-permasalahan di Kabupaten Sragen, utamanya tentang ideologi/faham radikalisme yang terjadi pada peserta didik sekolah SMA/SMK.
Selanjutnya bupati juga ingin mengajak PGRI sebagai mitra untuk terus menggelorakan tentang kebersihan lingkungan, penanggulangan sampah, dalam program Adiwiyata Kabupaten Sragen.
Akhirnya Bupati Sragen berharap dalam konferensi ini PGRI bisa menjelaskan program-programnya secara konperhensip, sehingga tidak ada isu-isu yang negatif baik untuk PGRI maupun pemerintah Sragen.
Selanjutnya, Ketua PGRI Jateng Dr Muhdi SH M.Hum dalam sambutannya mengingatkan PGRI lahir dari Kongres Guru Indonesia yang terlaksana pada 25 November 1945 di Surakarta, yakni 100 hari setelah kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Hari Guru Indonesia diperingati sesuai tanggal hari kelahiran PGRI. Jadi dalam upacara Hari Guru tersebut guru-guru akan memakai seragam batik PGRI, untuk itu kami mohon pemerintah tidak melarang Guru berseragam Batik PGRI saat upacara peringatan HGN dan saat upacara-upacara lainnya.
Selanjutnya ditandaskan, terkait dengan konfernsi inilah maka Dr Muhdi mengingatkan adanya 4 (empat) tujuan PGRI yang lahir pada tgl 25 November 1945 ; yakni yang pertama adalah mempertahankan NKRI, artinya komitmen PGRI adalah nasionalisme, maka jangan ragukan komitmen nasionalismenya PGRI, untuk itu dalam konfetensi ini, pilihlah pengurus yg sudah jelas komitmen nasionalismenya.
Mimpi berikutnya adalah memajukan pendidikan,, terkait hal ini, selaras dengan kebijakan Mendikbud yang akan benahi pembelajaran dan guru dalam upaya mewujudkan visi SDM Unggul Indonesia maju, Muhdi menyatakan bahwa kuncinya ada pada guru. Yakni guru yang kapabel, sejahtera , dan terlindungi.
Dikatakan, untuk menjadikan guru kapabel guru harus terus belajar dan berlatih serta beradaptasi dengan perubahan. Terkait dg itu PGRI Jateng telah memiliki sarana dan fasilitas pelatihan yg disebut PGRI Jateng SLCC.
Dr Muhdi berharap, PGRI bisa menjadi pilar dan pendorong kebijakan guru penggerak. Untuk itu pengurus PGRI Sragen harus menyiapkan guru aggotanya untuk bisa melakukan perubahan dan menjadi guru penggerak di setiap tingkatan tempat tugasnya. ” Minimal setiap Pengurus PGRI adalah guru penggerak”, tegas Dr Muhdi. [pendim sragen]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.