Reporter : Adiyatama
BNNEWS | KEBUMEN
Kebumen selasa, 07/09/21. Kurangnya perhatian pemerintah terkait kesejahteraan kehidupan masyarakat. Di Era Moderen dan Globalisasi Digitalisasi, terlihat hingar bingar pembangunan infrastruktur yang merata di Kabupaten Kebumen, ternyata masih ada warga yang hidup dalam garis kemiskinan.
Ironisnya, kakek bernama Darsono (70) , warga RT 02/02 Dukuh Plesung, Desa Karang Reja, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, kelihatan sangat memprihatinkan sekali.
“Tinjauan Awak Media dilapangan tampak keadaan kehidupan seorang kakek hidup sebatangkara, dan menderita,” ungkap Budi Hartono (Aktifis Kebumen). Kondisi kedua matanya yang tidak bisa melihat karena menderita katarak selama hampir 3 tahun terakhir ini. Untuk makan sehari harinya saja, dirinya hanya mengandalkan pemberian tetangga dan warga sekitarnya.
Darsono tinggal di sebuah gubuk berukuran 3X5 Meter, keadaan dinding gubug yang sudah tampak keropos, dengan lantainya tanah dan beratapkan dari asbes yang sudah mulai usang/rusak. Keadaan didalam rumahnya hanya terdapat tempat tidur, rak bambu, beberapa alat makan dan pakaian. Tak ada dapur dan jamban seperti pada umumnya rumah-rumah warga lainnya.
Juarsih (40) tetangga yang berdekatan, kepada media menyampaikan,” mbah Darsono sudah puluhan tahun tinggalnya di gubuk ini. bahkan gubuk inipun di buatkan oleh warga dengan cara swadaya, tuturnya
Juarsih menambahkan terkait bantuan sosial dari pemerintah, setau saya dirinya hanya mendapatkan BLT DD, dari Pemerintah Desa saja, dan tidak mendapatkan bantuan lain seperti, KIS, BPNT, RTLH, apa lagi PKH, padahal menurut saya mbah Darsono ini seharusnya mendapatkan Haknya dan menjadi sekala prioritas untuk mendapatkan bantuan tersebut, tegasnya
Sementara itu Sekretaris (Sekdes) Desa Karang Reja, Sarno (38) di temui di rumahnya senin 6/8/2021 sekira pukul 17.30 WIB yang kebetulan rumahnya hanya berjarak 50 meter dari rumah mbah Darsono.
Pihak Pemerintah Desa sudah berupaya semaksimal mungkin, namun semua ada aturannya, bila kita mau mengusulkan mbah Darsono terkait dengan bantuan dari pemerintah, kita tergendala dengan berbagai aturan sebagai persyaratan baku yang tidak bisa di kesampingkan, seperti kartu tanda penduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) “karena dari dulu mbah Darsono tidak mau di ajak untuk mengakses atau membuat data kependudukan seperti KTP dan kartu keluarga, ” bahkan pernah Kepala Dusun berinisiatif untuk membawa mbah Darsono ke Dinas kependudukan dan catatan sipil Kebumen mbah Darsono menolak dengan alasan yang tidak jelas, terangnya
Sarno hanya bisa berharap mudah mudahan bisa kita bujuk untuk bisa rekaman KTP di Disdukcapil, syukur syukur dari Disdukcapil dengan program jemput bola, agar mbah Darsono bisa lakukan rekam KTP di rumahnya sendiri, karena kondisi yang tidak memungkinkan, melakukan rekaman di Disdukcapil Kebumen,” pungkasnya