Diduga Ada Money Politic Dalam Penjaringan Dua Jabatan Perangkat Desa Mangunranan Mirit, 3 Peserta Sempat Protes 

Sharing is caring!

BN News. Kebumen || Saat obrolan bersama warga sekitar diwarkop, menginformasikan kalau hari ini sedang diadakan tes/ujian 2 jabatan perangkat Desa di Balai Desa Mangunranan kecamatan Mirit kabupaten Kebumen pada Senin, 19/12/22. Sekira pukul 07.30 s/d 17.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Informasi yang kami terima, adanya dugaan Bagi-Bagi uang usai Pengumuman hasil rekapitulasi nilai. Beberapa peserta usai tes ujian calon perades mengkritik kurang puas kepada panitia penyelenggara, hingga meminta tes ulang sebab terindikasi pembuatan soal tak sesuai aturan dan prosedural, “ungkap peserta.

Selaku Media sebagai kontrol sosial, menemui beberapa narasumber lain. Salah satunya menjelaskan, “ada pendaftaran penjaringan dua jabatan perangkat desa, kaur perencanaan dan kadus, yang awalnya diikuti oleh sekitar 16 pendaftar, dari keseluruhan warga Desa Mangunranan termasuk Ketua BPD Mustakim, S.Pd.I., untuk jabatan kaur diikuti sejumlah 7 peserta, hingga tes/ ujian.

Sedang untuk  jabatan kadus juga 7 peserta hingga mengikuti  tes/ujian salah satu pesertanya Adik kandung bendahara Desa berinisial “AN yang sebelumnya selaku pendamping Desa Mangunranan.

Sedangkan dua peserta pendaftar tidak bisa mengikuti tes/ujian.

Pada jabatan kaur, nilai ujian tertinggi diraih oleh keponakan kepala Desa Mangunranan Inisial “SAW untuk jumlah total keseluruhannya 75,1.

Sedangkan pada jabatan kadus, dengan nilai tertinggi diraih oleh “AN selaku peserta tes/ujian mendapat poin tertinggi dengan nilai total keseluruhannya 70.

Menurut keterangan salah satu peserta tes calon perades berinisial F saat ditemui dirumahnya sekira pukul 17.00 WIB menjelaskan, “Dirinya bersama peserta lain menilai bahwa proses pelaksanaannya seolah olah tidak fer sebab pada ruangan panitia pembuatan soal serta penilaiannya kurang netralisir walaupun pintu ruang panitia sudah dijaga oleh dua satpam/hansip, “paparnya.

F dan peserta lainnya sempat melihat  Kades Mangunranan kecamatan Mirit, tampak beberapa kali keluar masuk ruang panitia penyelenggara penjaringan perades, usai lembar soal tes tertulis dikumpulkan diruang panitia sebelum adanya pengumuman nilai tes/ujian atau sebelum pak camat Mirit datang. Setelah pak camat mirit datang, lanjut agenda pengumuman keputusan nilai. Namun, nilainya tidak dijelaskan sesuai poin ujian secara terinci, melainkan hanya total ahir dan nilai peserta tertinggi untuk jabatan kaur dan kadus.

Hal tersebut memicu adanya ketidak percayaan para peserta ujian calon perades, hingga muncul banyak pertanyaan besar dibenak para peserta, usai adanya pengumuman nilai akhir, ada sekitar tiga peserta tes/ujian protes dan menyanggah untuk pelaksanaan ujian di ulang kembali.

Lebih lanjut, “menurut peserta berinisial A dan yang lain, bahwasanya ada indikasi dugaan kebocoran soal tes sebelum adanya pelaksanaan ujian. Jangan jangan ada pengondisian kepada calon peserta,,??

lebih lagi, ” Salah satu panitia mencurigai, kenapa ada bagi-bagi uang kepada panitia usai pengumuman peserta tes/ujian. Sedang uang tersebut setau F dari tangan bendahara Desa, kemudian diberikan kepada kepala Desa. Lalu, dibagikan kembali kepada 4 panitia, didalam ruangan tersebut ada 7 orang, sedangkan satu panitia ada yang tidak mau menerimanya karena merasa honorarium sudah di bagikan sebelum pelaksanaan ujian, “katanya

Uang tersebut dibagikan disalah satu ruangan kantor Balai Desa. Yang menjadi pertanyaan adalah uang dari mana sumbernya,,? dan uang apakah itu …?? Kenapa ada salah satu panitia yang tidak mau menerimanya…??

Menurut keterangan kepala Desa Mangunranan, terkait kebocoran soal, “soal yang mana yang dibocorkan dan siapa yang membocorkannya. Sedangkan panitia sudah sesuai prosedural dan bekerja profesional. Panitia sudah dikarantina sejak maghrib hingga pagi, diawasi dan dijaga ketat oleh aparat polsek dan koramil, “ungkap kades Mangunranan Taat Teguh Subekti.

Kalau terkait pembuatan soal,  panitia membuat reng rengan terlebih dahulu,  karena panitia membuat 100 soal dalam semalam pasti akan kesulitan, apalagi saat itu panitia sehabis magrib hingga jam 21.00 WIB membuat dua (2) soal saja tidak rampung, “jelasnya.

Taat menambahkan, ” terkait bagi-bagi uang itu adalah uang untuk honor kerja panitia. Karena semua panitia memang dibagi-bagi semuanya. Kalau ada sebagian yang tidak dibagi itu ya berbeda unsurnya mas, “jelas kades Mangunranan.

Disisi lain ada isu yang berkembang di masyarakat jauh hari, “alah paling besok yang jadi kaur ya keponakan pak kades, (ngonoh di titeni wae) “ungkap beberapa warga yang enggan disebut namanya. Isu selanjutnya ada dugaan many politik dibelakang layar.

“Kebetulan kedua calon perades untuk nilai tertinggi diraih oleh kerabat/saudara dekat kepala Desa dan adik bendahara Desa Mangunranan kecamatan Mirit kabupaten Kebumen, “ucap peserta.

Hal tersebut menurut penuturan beberapa peserta tes patut dan pantas bila mencurigainya.

Para peserta berharap, “Kepada panitia pelaksana, pemerintah Desa Mangunranan dan forkopimcam kecamatan Mirit serta forkopimda kabupaten Kebumen untuk segera melakukan sidak. Guna mengevaluasi dan lakukan kajian adanya pelaksanaan kegiatan penjaringan perangkat Desa yang dinilai oleh para peserta kurang sesuai dan adanya indikasi sanggahan dan protes serta dugaan bagi-bagi uang.

Kepala Desa Mangunranan menilai,  wajar saja bila peserta bersikap kurang puas,  mungkin merasa tidak sesuai angan dan harapan. Selaku kades kami siap apa bila ada isu masyarakat atau peserta merasa tidak puas. (Adiyatama//Sumber : Panitia,Peserta,Kades).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.