BN News. Purbalingga || SMP Negeri 2 Mrebet Purbalingga menggelar Workshop Pembelajaran Ramah Anak, anti-Perundungan, dan Pengembangan Numerasi di ruang kelas IX-A dengan mendatangkan pengawas bina, Dra. Rudi Mulyatiningsih, M.Pd. sebagai narasumber, Selasa, (26/09/2023).
Sebanyak dua puluh tujuh guru mengikuti workshop dengan antusias. Kegiatan digelar guna meningkatkan pemahaman guru tentang konsep pembelajaran antiperundungan dan guru mampu menerapkan proses pembelajaran berbasis numerasi.
Dra. Rudi Mulyatiningsih, M.Pd., selaku narasumber mengawali workshop sesi pertama dengan menayangkan satu kalimat motivasi “Sekolah adalah Zona Kasih Sayang”. Rudi mengatakan bahwa sekolah harus mampu menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, antiperundungan, dan menerapkan pembelajaran yang berbasis numerasi dan menekankan lima poin penting dalam mewujudkan kultur sekolah antiperundungan.
“Pertama, seluruh stakeholder sekolah tidak melakukan perundungan secara fisik, sosial, maupun verbal. Kedua, membangun karakter ramah, menghormati, menghargai, dan empati. Ketiga, memahami perbedaan individu. Keempat, mengondisikan rasa aman dan nyaman. Kelima, bersikap positif,” terangnya.
Sementara Sugeng Triatmono, S.E., M.Pd. selaku kepala sekolah memaparkan workshop seperti ini sangat bagus dilaksanakan secara berkesinambungan supaya warga sekolah dapat bersama-sama mewujudkan sekolah yang nyaman.
“Harapannya terwujud sekolah yang nyaman dan benar-benar menjadi tempat idaman bagi peseta didik,” ungkapnya.
Pada sesi kedua, Dra. Rudi Mulyatiningsih, M.Pd. menjelaskan mengenai pengembangan numerasi khususnya dalam pembelajaran. Hal ini penting dilaksanakan karena numerasi berkaitan erat dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan literasi numerasi yang baik, peserta didik akan lebih siap menghadapi perkembangan zaman yang relatif cepat dan dinamis.
“Selain itu, siswa akan terbiasa berpikir secara rasional, sistematis, dan kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang ada,” paparnya.
Pada akhir sesi, Rudi mengajak seluruh guru berkelompok dengan guru mata pelajaran yang serumpun untuk praktik membuat soal numerasi. Berdasarkan pantauan, guru terlihat antusias dan semangat dalam menyusun soal tersebut.
Melia Setya Ekarini, S.Pd., selaku waka kurikulum sekaligus guru Bahasa Inggris sangat merasakan manfaat yang besar dalam workshop ini.
“Sangat bermanfaat karena dapat memperdalam pengetahuan tentang pembelajaran yang mengembangkan numerasi siswa dan juga menciptakan lingkungan belajar yang antikekerasan dan antiperundungan yang semuanya bermuara pada pendidikan yang berpihak kepada peserta didik sehingga tercipta pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik,” ujarnya. (Sumber : Pendim 0702/Purbalingga//Red).