PKBM Ridhatul Assalam Indonesia Menyalakan Harapan Pendidikan dari Desa untuk Negeri

  • Whatsapp

Sharing is caring!

BN NEWS, Garut || Di antara udara pegunungan Cikajang yang menyegarkan, berdiri sebuah ruang belajar yang tumbuh dari keikhlasan masyarakat: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ridhatul Assalam Indonesia. Berlokasi di Jl. Raya Cikandang, Kp. Kancah Nangkub RT 01 RW 13, Desa Cikandang, Kabupaten Garut. Lembaga ini berdiri di atas lahan 162 m x 162 m dengan bangunan awal 9 m x 5 m. Sederhana, tetapi penuh cahaya harapan bagi mereka yang ingin kembali menapaki jalan pendidikan.

Bacaan Lainnya

Didirikan pada 8 Januari 2025 di bawah Yayasan Ridhatul Assalam Indonesia, PKBM ini mengantongi legalitas melalui Akta Notaris Nomor AHU-0017376.AH.01.12 Tahun 2023 serta izin penyelenggaraan PKBM Nomor 800.1.11.1/2864-DISDIK tanggal 29 Desember 2023. Di balik lahirnya lembaga ini, terdapat sosok penggerak, Lili Muhammad Sadeli, yang meyakini bahwa pendidikan harus menjangkau siapa pun, terutama mereka yang tersisih oleh keadaan.

PKBM Ridhatul Assalam Indonesia lahir dari realitas bahwa masih banyak warga yang terhenti pendidikannya karena faktor ekonomi, lingkungan, maupun kurangnya dukungan keluarga. Untuk itu, PKBM menghadirkan layanan pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C, serta Program Keaksaraan yang menyasar masyarakat menengah ke bawah, semuanya tanpa biaya.

Hal tersebut di sampaikan Sekretaris PKBM Ridhatul Assalam Indonesia, Mulyana Putra. Lembaga ini bukan sekadar ruang kelas, tetapi wadah bagi warga untuk menghidupkan kembali kepercayaan diri dan potensi yang selama ini terpendam.

Sebagai lembaga pendidikan nonformal, PKBM menjalankan berbagai fungsi strategis untuk menggerakkan pembelajaran sepanjang hayat.

Dari waktu ke waktu, PKBM tumbuh menjadi motor sosial yang menegaskan bahwa pendidikan adalah pintu keluar dari berbagai keterbatasan.

Pendataan sejak Agustus 2023 menunjukkan angka putus sekolah di wilayah sekitar masih cukup tinggi. Penyebabnya beragam: pendidikan orang tua yang rendah, ekonomi, lingkungan, hingga kurangnya kesadaran pendidikan. Tantangan ini justru menjadi energi bagi PKBM untuk bekerja lebih kuat, karena setiap warga berhak mendapat kesempatan kedua untuk belajar.

Tujuan Utama PKBM adalah Menanggulangi angka putus sekolah, terutama pada keluarga kurang mampu. Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan kesetaraan agar peserta didik memiliki kemampuan fungsional. Membuka jalan bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Keberadaan PKBM membawa manfaat besar dam dampak nyata bagi masyarakat warga dapat kembali belajar, kemampuan dasar meningkat, angka putus sekolah menurun, kepercayaan diri tumbuh kembali.

PKBM menjadi ruang pemberdayaan yang mengubah cara pandang masyarakat tentang pentingnya belajar sepanjang hayat.

Visi: Terwujudnya PKBM yang solid, berkualitas, dan mampu melahirkan warga belajar berilmu, berakhlak, serta berkompetensi.

Misi: Melaksanakan pendidikan terstruktur dan sistematis. Mengedepankan nilai akhlak mulia. Memotivasi masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Membentuk peserta didik kreatif, inovatif, dan berkarakter. Memperluas akses pendidikan tinggi. Menjadi wadah pendidikan gratis yang dapat dijangkau semua warga. Mewadahi aspirasi masyarakat. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.

Mulyana Putra juga menegaskan bahwa lembaga ini lahir dari kebutuhan riil masyarakat.

“PKBM ini bukan sekadar tempat belajar. Ia adalah ruang pemulihan harapan. Banyak warga yang awalnya ragu kembali belajar, kini justru menjadi lebih percaya diri dan berani bermimpi. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi warga yang kehilangan masa depan hanya karena terhenti sekolah,” ujar pria yang akrab di sapa Kang Mulyana. Minggu (9/11/2025)

Mulyana juga menyampaikan bahwa PKBM terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan layanan yang lebih baik dan lebih luas jangkauannya.

“Meski bermula dari bangunan sederhana, PKBM Ridhatul Assalam Indonesia tumbuh sebagai simbol harapan. Sebuah gerakan pendidikan akar rumput yang hadir dari desa, untuk desa, dan untuk masa depan anak bangsa. Dengan dukungan masyarakat dan semangat kolektif, PKBM ini terus menyalakan cahaya jalan bagi siapa pun yang ingin belajar kembali, tanpa memandang usia maupun latar belakang,” lanjut Kang Mulyana.

“Sebab pendidikan bukan milik sekolah saja. Pendidikan adalah hak setiap manusia, di mana pun ia berada,” pungkasnya.

Ditulis oleh : Cepi Gantina

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.