
BN NEWS, Garut || Dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia yang diperingati setiap 21 November 2025, Kolaborasi Hijau Garut melaksanakan kegiatan Kolaborasi Hijau ke-48 pada Hari Jum’at, sebuah momentum yang dianggap penuh keberkahan dan kekuatan spiritual untuk mengawali langkah-langkah kebaikan bagi bumi. Jum’at (21/11/2025)
Dipimpin langsung oleh Ketua Kolaborasi Hijau Garut, H. Jaeni, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus dari berbagai bidang. Hadirnya seluruh unsur pengurus menjadi bukti bahwa komitmen terhadap lingkungan bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang terus dilanjutkan secara konsisten.
H. Jaeni selaku ketua Kolaborasi Hijau Garut menegaskan pentingnya memaknai Hari Pohon Sedunia secara lebih mendalam.
“Merayakan Hari Pohon Sedunia bukan hanya soal menanam, tetapi merawat hingga memberi manfaat. Bersama Kolaborasi Hijau, kita jaga akar, batang, dan masa depan bumi. Karena dari satu pohon, ada kehidupan yang mengalir untuk manusia, hewan, tanah, dan generasi setelah kita,” ujarnya seusai melaksanakan kegiatan di Blok Gunung Congkrang, Kp. Ciarlieu, Desa Mekarjaya, Cikajang, Garut.
Menurutnya, setiap aksi Kolaborasi Hijau bukan sekadar menambah jumlah pohon, tetapi memastikan pohon yang telah ditanam sebelumnya tetap tumbuh kuat, terpantau, dan memberi manfaat ekologis. “Menanam adalah awal, merawat adalah keharusan,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Bidang Konservasi Alam, Kolaborasi Hijau Garut, Lukmanul Hakim, turut memberikan pandangan penting mengenai urgensi kegiatan ini.
“Hari Pohon Sedunia adalah momen bagi kita semua untuk kembali menyadari bahwa pohon bukan hanya penghias alam, tetapi penjaga masa depan,” tegas Lukmanul Hakim.
Ia menambahkan bahwa ekosistem di banyak wilayah, termasuk Garut, semakin rentan terhadap kerusakan akibat banjir, longsor, dan perubahan iklim. Menurutnya, penanaman pohon adalah salah satu langkah paling sederhana namun berdampak besar dalam memperkuat ketahanan lingkungan.
“Setiap pohon yang kita tanam hari ini adalah investasi ekologis. Akar-akar yang tumbuh akan mengikat tanah, mengurangi risiko longsor, menyimpan air, dan menjadi penyaring alami udara. Maka dari itu, Kolaborasi Hijau bukan hanya gerakan, tapi tanggung jawab moral bagi kita semua,” ujarnya.
Kegiatan Kolaborasi Hijau ke-48 dilaksanakan di titik penghijauan yang telah ditetapkan dengan fokus utama pada Penanaman pohon baru sebagai bagian dari perluasan zona hijau. Monitoring pertumbuhan pohon yang ditanam pada kegiatan sebelumnya. Edukasi singkat kepada peserta termasuk kepada warga penggarap terkait teknik merawat pohon agar tingkat keberhasilan tumbuh tetap tinggi.
Selain menjadi aksi ekologis, kegiatan ini juga menjadi ruang konsolidasi bagi semua pengurus untuk memperkuat semangat kebersamaan dalam membangun lingkungan yang lebih sehat dan lestari.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini di Hari Pohon Sedunia, Kolaborasi Hijau Garut berharap masyarakat semakin terlibat dalam gerakan pelestarian alam. Menurut H. Jaeni, merawat bumi bukan tugas segelintir orang, melainkan kebutuhan kolektif seluruh warga.
“Menanam satu pohon hari ini berarti memberikan napas untuk generasi esok. Pohon yang kita tanam mungkin tidak akan memberi manfaat besar bagi kita saat ini, tetapi akan menjadi anugerah bagi anak cucu kita kelak,” tutupnya.
Kolaborasi Hijau berkomitmen akan terus melanjutkan gerakan konservasi lingkungan ini secara rutin, terpadu, dan berkelanjutan. Karena menjaga bumi bukan hanya pekerjaan, melainkan ibadah dan amanah yang harus dijalankan bersama. (Cepi Gantina)



















