Semarang, Belanegaranews.com – Prof Guritno (depan) di dampingi dr. Ismoko saat menjelasan alat baru yaitu Hyperbaric Oxygen Therapy yang di miliki Rumah Sakit Prof Dr Awaludin Djamin yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Bhayangkara Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen dengan kadar 100% dengan tekanan di atas tekanan udara normal (2-2.5 kali tekanan udara normal).
Ada dua jenis ruangan untuk terapi oksigen hiperbarik yaitu ruangan yang hanya dapat ditempati oleh satu pasien dan ruangan yang dapat ditempati oleh beberapa pasien. Rumah Sakit Bhayangkara Semarang berubah nama menjadi RS Bhayangkara Prof Dr Awalodin DJamin.
Seremonial rebranding tersebut dilakukan langsung oleh Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Ahmad Luthfi, baru- baru ini.
“Rumah sakit Bhanyangkara sejak dioperasionalkan belum mempunyai nama yang spesifik dan belum mempunyai tanggal lahir. Oleh sebab itu pada kesempatan ini nama rumah sakit Bhayangkara beserta tanggal lahir diresmikan,” kata Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol dr Tri Yuwono.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peresmian instalasi hiperbarik, instalasi gizi dan laundry, instalasi perinatologi, CATH.Lab, dan ruang operasi mata.
Peningkatan fasilitasi sarana prasarana tersebut diharapkan bisa menjawab kebutuhan di masyarakat terkait layanan kesehatan.
Menurut Tri Yuwono, berdasarkan hasil laporan jumlah kematian anggota di Polda Jawa Tengah banyak yang meninggal karena penyakit degeneratif, dan banyak kasus kematian mendadak.
Oleh karena itu RS Bhayangkara selalu berupaya agar pasien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal yaitu melalui peningkatan fasilitasi dan sarana prasarana.
Salah satu instalasi unggulan di rumah sakit Bhayangkara yang akan diresmikan kali ini adalah instalasi hiperbarik. Alat ini dapat memberikan oksigen murni kepada pasien untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi tubuh.
Alat baru yaitu Hyperbaric Oxygen Therapy yang dimiliki Rumah Sakit Prof Dr Awaludin Djamin yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, baru-baru ini. Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen dengan kadar 100% dengan tekanan di atas tekanan udara normal (2-2.5 kali tekanan udara normal). Ada dua jenis ruangan untuk terapi oksigen hiperbarik yaitu ruangan yang hanya dapat ditempati oleh satu pasien dan ruangan yang dapat ditempati oleh beberapa pasien.
“Manfaat terapi hiperbarik antara lain merangsang pembentukan pembuluh darah baru, mengurangi pembengkakan dan peradangan serta mampu menonaktifkan racun. Selain itu juga bisa untuk meningkatkan kemampuan sel darah putih, membersihkan racun hingga mempercepat proses penyembuhan,” katanya.
Pada tahap awal terapi hiperbarik akan diutamakan bagi personel yang melaksanakan tugas operasional dan terpapar polusi.
Sebagai contoh anggota dari fungsi lalu lintas, sehingga stamina mereka akan terjaga yang tentunya juga diimbangi dengan pola hidup sehat.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan kerjasama RS Bhayangkara dengan RSUP Dr Kariadi Samarang. Lewat penandatanganan MoU tersebut dokter RSUP Kariadi juga akan praktek di RS Bhayangkara.
“Ruang CATH. Lab Jantung diperuntukkan bagi pasien yang mengalami gangguan fungsi jantung sehingga diharapkan pasien yang memerlukan tindakan lanjut penanganan seperti pasang ring dan sebagainya tidak perlu lagi di rujuk, bisa langsung ditangani di RS Bhayangkara,” ujarnya.
Demikian juga untuk penyakit mata, dijelaskannya bahwa pasien Poli mata di RS Bhayangkara Semarang semakin hari semakin meningkat diantaranya banyak yang memerlukan tindakan lanjut karena komplikasi dari penyakit degeneratif. Salah satunya adalah pasien katarak sehingga memerlukan ruang operasi khusus untuk tindakan operasi mata. (gd/R.1820).