Jokowi Dapat Hadiah “Bambu Petuk” dari Warga Cilacap

Sharing is caring!

Cilacap ( BNNews ) – Presiden RI Joko Widodo menunjukkan “bambu petuk” di acara Penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) & Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) th 2019 di Cilacap, Senin (25/2). Bambu tersebut diberikan oleh warga Cilacap yang ditemuainya di jalan. Pada kunjungannya ke Kabupaten Cilacap. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan kejutan hadiah istimewa dari warga masyarakat setempat.

Pasalnya, saat perjalanan dari Bandar Udara Tunggul Wulung, Kabupaten Cilacap dengan Pesawat CN 295 TNI AU, Senin (25/2/2019), kemarin pagi, menuju lokasi acara di PLTU Cilacap Ekspansi, Jokowi mendapat hadiah berupa kayu bambu petuk dari warga.

“Tadi saya dikasih bambu ini, katanya bambu ini sakti, namanya bambu ‘petuk’. Saya ndak tahu, saya terima saja, katanya orang yang pegang bambu ini jadi sakti, kebetulan sekarang yang pegang saya,” terangnya di hadapan ribuan orang yang hadir pada acara penyerahan bantuan sosial kepada ribuan masyarakat Kabupaten Cilacap.

Dalam kesempatan itu, berbagai hal disampaikan terkait bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada masyarakat Cilacap.

Jokowi menerangkan, pihaknya akan terus memberikan bantuan kepada masyarakat dan akan meningkatkan di tahun depan.

“Bantuan-bantuan ini untuk kesejahteraan masyarakat dan menyiapkan generasi bangsa yang lebih baik. Akan terus kami berikan, insyaAllah tahun depan kalau memang anggaran cukup akan kami naikkan,” tutupnya.

Presiden Jokowi saat tiba di Bandar Udara Tunggul Wulung, Kabupaten Cilacap dengan Pesawat CN 295 TNI AU, Senin (25/2/2019), kemarin.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo datang didampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Didampingi sejumlah anggota DPR, Menteri dan pejabat lainnya, Ganjar dan Jokowi disambut begitu antusias oleh warga.

Meski dihadiri presiden, namun acara tersebut berlangsung santai, bahkan menghibur. Terutama aksi Ganjar yang sering menggunakan bahasa Banyumasan dalam berdialog dengan masyarakat.

“Wis oleh PKH durung (sudah dapat PKH belum), duite iseh apa wis entong (uangnya masih ada apa sudah habis)?” tanya Ganjar dan dijawab kompak bahwa uangnya sudah habis.

“Kok boros nemen ya (kok boros banget ya), aja boros-boros lah, mosok wis entong (jangan boros-boros lah, masak sudah habis),” tambahnya.

Selain itu, Ganjar juga banyak menanyakan berbagai hal dengan bahasa Ngapak khas Banyumasan.
Satu di antaranya, saat Ganjar menanyakan apakah sudah makan atau belum.

“Sing wis kencot sopo ngacung (yang sudah lapar siapa ayo tunjuk jari). Lha sakmene ngacung kabeh (kok semuanya tunjuk jari), berarti kencot kabeh ya (berarti lapar semua ya),” tanya Ganjar dijawab kompak masyarakat tanda mengiyakan.

Kepada Jokowi, Ganjar mengatakan jika inilah warga Jawa Tengah yang memiliki beragam suku dan bahasa.
Ia bahkan berharap, Jokowi juga mau menyapa warga dengan bahasa Banyumasan.

“Saya membayangkan bagaimana ya kalau pak Jokowi ngomong. Banyumasan? pasti menarik,” ucap Ganjar.

Ternyata apa yang disampaikan Ganjar mendapat perhatian serius oleh Jokowi. Saat memberikan sambutan, Jokowi mengaku kepincut dengan bahasa Banyumasan.

“Tadi pak Gubernur bilang, pun kencot, pun kencot. Kencot itu apa sih? Saya tadi mikir apa itu kencat kencot, pak Gubernur ki ngomong opo to jane (pak Gubernur itu sedang berbicara apa sebenarnya),” kata Jokowi sambil geleng-gelen kepala.

Ia pun bertanya kepada masyarakat arti kencot. Dengan kompak, warga Cilacap menjawab jika kencot berarti lapar.
“Ooh, kencot itu lapar to. Baru tahu saya,” ucap Jokowi. (gede/ andu).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.