Duka Rejasari atas Meninggalnya Guru Ngaji Membersamai Berkumandannya Adzan Sholat Isya’

  • Whatsapp

Sharing is caring!

Bacaan Lainnya

BN News. Banyumas || Innalillahi wa inna illaihi roji’un, meninggalnya Mbah Tuniyem Binti Martapura, seorang perintis dan pejuang guru ngaji, menjadi kabar duka yang mendalam, terutama bagi keluarga, saudara dan sebagian masyarakat kelurahan Rejasari, kecamatan Purwokerto Barat, kabupaten Banyumas, semua begitu kaget begitu pertama kali mendengar kabar meninggalnya wanita berusia 65 tahun itu.

Mbah Tuniyem Binti Martapura meninggal dunia pada hari Sabtu (04/05/2024) malam dirumah. Dia meninggal membersamai berkumandangnya adzan salat isya’. dan telah dimakamkan berdampingan suami tercintanya, yang sudah lebih dulu meninggal dunia beberapa tahun silam, di tempat pemakaman umum (TPU) Watu Kuning, ditimur (Pesarean Keluarga Mertadireja) Jl Veteran Kalibogor – Rejasari, Purwokerto Barat.

Meninggalnya Mbah Tuniyem menjadi perbincangan tersendiri di lingkungan Rejasari dan dimedia sosial dan oleh para sahabat-sahabat, teman-tema putra putri kandung almarhum, selain tentunya ucapan do’a husnul khatimah, belasungkawa, dan hadial Al-Fatihah. Hal tersebut tak lain karena waktu meninggalnya, juga berkaitan dengan sosok almarhummah, selama hidupnya dan apalagi diusia mudanya hingga usia lanjut masih dikenal sebagai guru ngaji anak-anak disekitar rumahnya, menjadi guru ngaji bersama suami tercinta yang sudah lebih dahulu meninggal dunia beberapa tahun silam.

“Kami sangat berdukamendalam. Meninggalnya kemarin Sabtu malam membersamai saat berkumandangnya adzan sholat isya’. Dia terkenal mahir mengaji dan semangat membinmbing ngaji anak-anak dilingkunganya,” kata Udin Sahabat Karibnya ustadz Sucipto salah satu putra almarhumah, dalam keterangannya, Minggu (05/05/2024).

Mbah Tuniyem bukan saja menjadi ibu dari putra puti kandungnya, akan tetapi juga sebagai ibu dari anak-anak yang diajari mengaji, hingga sekarang ini, para orangtuapun dilingkunganya yang pernah mengenyam ilmu mengaji turutan dan Al-Qur’an. Sebelum meninggal dunia, dan sebelum usia lanjut, dia juga sangat aktif bermasyarakat dengan segala aktifiitas kegiatan dilingkungan bersama-sama tetangga disekilingnya.

Udin mengatakan Mbah Tuniyem merupakan guru mengaji bagi anak-anak dilingkungan tempat tinggalnya. “Dia sering mengajar ngaji anak-anak, dan teman-teman bermain putra-putrinya, dan juga ibu-ibu disekilingnya, pada saat usia muda dan sehatnya. Dia sering memberikan nasehat dan tausiah kehidupan serta suritauladan kehidupan,” Kata Udin.

Diketahui penyebab meninggalnya Mbah Tuniyem karena usia lanjut sakit menua. Udin memastikan Mbah Tuniyem merupakan sosok mbah putri, juga sosok ibu yang selama ini selalu disukai anak-sanak bahkan dikangeni oleh teman-teman dari putra-putrinya.

“Hidupnya teratur dan penuh perhatian kepada sesama, dan juga sangat gemar menyenangkan hati anak-anak yang sudah ikut mengaji maupun yang belum,” kata udin.

Hal senada disampaikan Alip, salah satu sahabat putra kandung almarhummah. Alip ini menyebut mbah putri Tuniyem merupakan sosok orang tua teladan. Karena itu, ia selama hidupnya dan sehatnya, rumah tempat tinggalnya selalu ramai anak-anak menjadi tempat untuk mengaji turutan dan Al-Qur’an.

“Dia ngajinya pintar, suaranya lantang, jelas dan bagus. Dia seorang nenek dan ibu yang bisa jadi contoh, makanya putra-putri kandung, menantu, cucu, dan anggota keluarganya mayoritas rajin mengaji dan telah mengkatamkan Al-Qur’an beberapa kaali, dan sebagian putra-putri, menantu, dan cucunya juga ada yang sudah menjadi alumni Pondok Pesantren, dan juga ada yang masih mengaji di Ponpes. Karena itu kami anggap dia bisa jadi contoh untuk kita dalam mengarungi kehidupan yang tiada hari tanpa mengaji,” ungkapnya.

Ketua PRNU Rejasari Ustadz Daryanto beserta seluruh jajaran kepengurusan, mengucapkan turut berduka cita dan mendo’akan semoga segala amal baik semasa hidupnya diterima disisi Allah SWT, semua kekilafan, kesalahan dan dosanya diAmpuni oleh Allah SWT, dijadikan ahli surga bersama kasih sayang dan kemuliaan dari Allah SWT, dan juga semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuattan, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dalam menerima cobaan ini. (Djarmanto-YF2DOI//Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.