Sengketa Yayasan LKSA Ghafururrahim Sukaresmi Kian Memanas

  • Whatsapp

Sharing is caring!

 

Foto : Kantor Yayasan LKSA Ghafururrahim – Sukaresmi

 

 Reporter : Taufik Winata
Cianjur – Jawa Barat

BN News || CIANJUR ~

Kendati proses persidangan sengketa tanah masih berlanjut di Pengadilan Negeri(PN) Cianjur dan berimbas pada klaim kepemilikan yayasan LKSA Ghafururrahim semakin memanas, kedua belah pihak yang berseteru antara antara Aziz Abdul Majid (pembina Yayasan) dengan Ustadz Arifin Jayadiningrat yang keduanya sama sama mengklaim sebagai pemilik sah dan berhak atas yayasan LKSA Ghafururrahim.

Terlebih lagi setelah terjadinya pengambilan secara paksa anak anak yang ada di panti yayasan LKSA Ghafururrahim, oleh Ustadz Arifin Jayadiningrat pada hari Kamis,04/11/2021.

 

Hal itu diungkapkan Aziz, saat gelaran jumpa pers dengan sejumlah awak Media yang digelar di kantor yayasan LKSA Ghafururrahim di Jl.Simpang Mariwati RT 01/03 kampung Simpang Desa Papakuon kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur, Jumat, 05/11/2021.

Foto : Azis Abdul Majid sebagai pembina yayasan menggelar jumpa pers

Pembina Yayasan Ghafururrahim Azis Abdul Majid mengatakan, saat ini proses persidangan masih berlanjut, namun menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Ustadz Arifin dengan secara arogan mengambil secara paksa anak anak di panti yayasan LKSA Ghafururrahim pada hari Kamis lalu,

” sidang masih proses di Pengadilan Negeri (PN) Cianjur, Ini kan masih sidang ke enam, tapi kenapa anak-anak dipaksa diambil, Kasihan psikologis anak, dan bagaimana masa depannya terguncang dengan permasalahan ini,” ujar Aziz.

Aziz mengatakan, lebih elok kan harusnya bersinergis. Jangan sampai terjadi seperti ini, sidang masih berlanjut dalam proses dan belum selesai.

“Kami bingung kalau persengketaan tanah, kenapa harus melibatkan anak-anak,” ujar Azis.

Foto : Azis Abdul Majid sesaat setelah melaksanakan jumpa pers

Dia menuturkan, perlu diketahui anak-anak di panti yayasan telah sesuai dengan registrasi lembaga dan diketahui oleh Dinas Sosial, dan dirinya adalah sebagai pembina di yayasan LKSA Ghafururrahman dan seluruh masyarakat umum pun sudah mengetahuinya.

“Nah, yang berinisial AJ tersebut, bukan sebagai pengurus yayasan atau sekertaris,”Jelasnya, itu tidak terlibat dan tidak terdaftar di akte notaris,” ungkap Azis.

Dia menambahkan, namun ada keganjilan kenapa seolah-olah AJ yang bersikeras untuk mau seolah-olah dia tuh sebagai pembina dan pengawas. Bahkan, seolah ingin mendominasi bahwa yayasan itu punya beliau.

“Makanya dalam hal ini kami bingung,” pungkas Azis.

 

Terpisah, Pimpinan Yayasan Ghafururrahim Sukaresmi Cianjur, Ustadz Arifin Jayadiningrat, membenarkan adanya rapat internal keluarga yang dihadiri sekitar 13 orang itu hanya dua orang yang tidak menandatangani (Az dan DI) namun keduanya ada di dalam rapat tersebut.

Foto : Ustadz Arifin Jayadiningrat bersama sejumlah anak panti yayasan LKSA Ghafururtahim, sesaat setelah evakuasi.

 

 “Langkah AS dan DI terus menebar fitnah kemana-mana. Saya hanya diam,” papar Ustadz Arifin, saat dikonfirmasi langsung, sore.

Ustadz Arifin mengatakan, ” diam-diam
AS membuat Akte YGR yang baru, pada tangg 21 Agustus 2021.

“Itu jelas melanggar aturan,” tegasnya.

Ditegaskan oleh Ustadz Arifin, hal tersebut akan diajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Cianjur, untuk pembatalan akte tersebut, semua masih dalam proses pengadilan.

“Saya memikirkan pengasuhan anak-anak. Bukan soal hak tanah bangunan. Hak asuh anak sudah hampir 12 tahun,” aku Arifin.

Nomor satu, Ustadz Arifin menyambungkan, itu anak-anak dulu, enam bulan anak asuh tertekan, terintimidasi, terdzolimi. Itu dibawah kekuasaan DI dan AS selama ini.

“Saya mau evakuasi gagal. Karena ada dugaan aparat justru dukung AS, dan itu punya bukti nanti bisa gugat bila mau,” tegasnya.

Lebih lanjut Ustadz Arifin menyampaikan, anak-anak tertindas. Artinya, dibiarkan. Padahal, sudah kirim surat resmi.

“Maka saya turun tangan langsung evakuasi hari Kamis pagi dengan terpaksa,” pungkasnya.

Dia menuturkan lagi, intinya janganlah mudah mempercayai dusta, dan isu lain lagi anak-anak dipaksa milih dirinya, Ini fitnah dan isunya anak damai dan lebih suka dengan AS mereka gak mau dievakuasi oleh Arifin.

“Nah, itu dusta bohong. Makanya selamatkan anak-anak,” bilang Ustadz Arifin.

Di menambahkan, bahkan pihaknya ke  Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur sudah saya kirim surat ke kepolisian juga. Dan, tidak tahu gerakan apa lagi.

“Karena tidak ada perubahan sama sekali sampai saat ini,” tutup Ustadz Arifin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.