BN News-Sragen
Rabu, 22 Januari 2020 pukul 09.15 s/d 11.15 Wib bertempat di Aula SMAN 3 Sragen, telah berlangsung kunjungan Gubernur Jateng (Ganjar Pranowo) dalam rangka pembinaan kepada sekolah SLTA dan Rohis se Kab. Sragen, sebagai penanggung jawab kegiatan Eris Yunianto, S.Pd, M.Pd (Kepala Cabang Dinas Diknas wilayah 6 Karanganyar), yang diikuti lk 500 orang.
Hadir dalam kegiatan tersebut H.Ganjar Pranowo, SH, M.Ip (Gubernur Jateng) dan perwakilan provinsi 15 orang, dr.Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati (Bupati Sragen), Dedy Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen), Letkol Kav. Luluk Setyanto M.P.M (Dandim 0725/Sragen), AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, S.I.K (Kapolres Sragen ), Suwardi, S.Pd. M.Pd (Ka Diknas Cabang Kab. Sragen) beserta staf, Sukarno, S.Pd. M.Si (Kepala Sekolah SMAN 3 Sragen), Pengawas SMA-SMK 6 orang, Kepala sekolah SLTA 77 orang, Rohis tiap SLTA 3 orang, Guru pembimbing Rohis tiap SLTA 1 orang.
H.Ganjar Pranowo, SH, M.Ip (Gubernur Jateng) melalui dialog intetaktif kepada Guru dan Siswa antara lain Gubernur mengadakan asesment kapada Siswa-siswa : Apa tantangan Indonesia saat ini? Maya SMAN 3 Sragen: Korupsi. Karena indonesia itu tidak membutuhkan orang yang pintar akan tapi indonesia membutuhkan orang yang jujur.
“ Korupsi di indonesia sudah menjamur sampai kebawah contoh di sekolahan saja sudah ada korupsi,negara kita mau jadi apa budaya korupsi saja udah di mulai dari dini di kalngan sekolah “ ucapnya.
Siska ( SMAN 3 Sragen ) Rusaknya generasi muda karena Salah dalam pergaulan cotoh yang salah dalam pergaulan yaitu banyak anak muda saat ini sudah banyak mengkomsumsi miras dan narkoba dalam generasi muda kita. “ narkoba di kalamgan muda sudah menjadi moralitas dalam kalangan anak muda sekarang “ ujar Siska.
Eka SMK 2 Sragen : Tantangan kesepan Revolusi industri 4.0, yaitu era robotik, teknologi. SMKN harus mengikuti perkembangan alat praktek yang mengarah pada revolusi 4.0, bukan alat-alat yg sdh ketinggalan. Itulah sebabnya gubernur menganggarkan lebih dari 800 M agar siswa lebih mudah dan meringankan orang tua.
Oleh sebab itu harus ada pencontohan bukan sekedar berbicara, seperti siswa-siswa tadi memberi contoh dalam berinteraksi. Manusia itu berbeda satu dengan yang lain, bisa yang kulitnya putih, atau yang hitam. Rambutnya sayadah putih atau yang tidak. Semua itu namanya etnis, karena sama-sama butuh makan kalau lapar.Oleh sebab itu etnis tersebut berembuk mencari bentuk pondasi negara agar dapat bersatu, sehingga diperoleh pondasi yang kuat.Untuk mencari informasi tidak harus dari guru tetapi Mencari sendiri tanpa bimbingan bisa salah.
Sedangkan Tanggapan Gubernur : Beliau mencontohkan tentang Gafatar. Etbisnya banyak, kelompoknya banyak sehingga tantangannya banyak shg harus disiapkan lebih benar.
Gubernur menceritakan tentang perundungan yang terjadi di antara siswa, sehinga medsos itu mestinya digunakan untuk hal yang positis saja, yang membangun. Orang yang terkena bulying tersebut akan sulit untuk dipulihkan padahal negara menjamin warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaannya.
“ Kita harus menyadari sebagai bangsa yang sebagi diadu-adu agar negara ini hancur, pdhl negara indonesia ini di prediksi menhadi negara ke 4 besar di dunia, maka generasi muda harus di siapkan sejak sekarang “ imbuhnya.
Bagaimana orang-orang yang berbeda etnis dan golongan yang berbeda saling bergandengan dan berpelukan sebagai manusia, namun ada yang mengatakan ini tdk boleh. Contohnya di jogja ada kegiatan pramuka dengan salamnya itu,Maka generasi muda harus disiapkan dan dibekali dengan spiritualitas, emosionalitas dan intelektual yang baik.
Menurutnya bagaimana siswa itu praktek dlm menghadapi dan menghargai kehidupan dengan mendatangi secara kelompok ke tempat rehabilitasi, untuk mendapatkan pelajaran. Seeing is beliving, melihat maka akan percaya. Bagaimana prakteknya dlm sabar itu, itulah yang harus dijawab oleh para guru, karena yang penting itu memang prakteknya. Tugas guru adalah menangkap pasion siswanya agar setiap anak itu bisa mencapai prestasi.
“ Gubernur menitipkan agar guru dan sekolah membimbing dan mengelola degan baik siswa- siswanya dan menegaskan bahwa SPP itu gratis dan jangan meminta kepada yang tidak mampu dalam proses pendidikan di sekolahnya “ pungkas Ganjar. (Pendim Sragen)