Masih Ada 3 Kecamatan di Kota Semarang yang Rawan Kekeringan

Sharing is caring!

Semarang. (BN News) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang memetakan kawasan rawan kekeringan saat musim kemarau di Kota Semarang. Setidaknya ada tiga kecamatan di Kota Semarang yang rawan terjadi kekeringan.

Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono mengatakan, tiga kecamatan tersebut antara lain Gunungpati, Tembalang, dan Banyumanik.
Kecamatan Gunungpati yang diantisipasi terjadi kekeringan yakni Kelurahan Sukorejo. Sedangkan beberapa kelurahan yang diantisipasi terjadi kekeringan di Kecamatan Tembalang antara lain Meteseh, Rowosari, dan Mangunharjo.

Adapun Kecamatan Banyumanik juga terdapat tiga kelurahan yang mendapat perhatian khusus terjadi kekeringan yaitu Pudakpayung, Jabugan, dan Gedawang.

“Untuk kekeringan di Kota Semarang bisa dibilang tidak terlalu parah. Dari beberapa kelurahan yang disebutkan, paling hanya beberapa RT yang mengalami krisis air, tidak semuanya,” tutur Winarsono, baru- baru ini.
Sejauh ini, Winarsono belum mendapatkan laporan terkait adanya daerah yang terdampak krisis air.

Meski demikian, pihaknya tetap mengantisipasi dengan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan petugas Kelurahan Siaga Bencana (KSB).

Pada musim kemarau lalu, BPBD mengirimkan air bersih sebanyak 30 tanki air kepada masyarakat yang mengalami krisis air selama musim kemarau.

Untuk tahun ini, dia yakin krisis air bersih dapat diantisipasi. Sebab pihaknya telah bekerjasama dengan berbagai OPD terkait.

“Seperti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) mengadakan penyediaan tandon. Sehingga, bisa dimanfaatkan untuk warga menyimpan kebutuhan air,” ujarnya.

Dia menandaskan, jika terdapat masyarakat yang mengalami krisis air, BPBD siap membantu mengirimkan air bersih. Pihaknya telah menganggarkan untuk antisipasi krisis air sekitar Rp 50 juta.

“Kurang lebih kami siapkan 100 tanki air untuk membantu warga yang mengalami krisis air,” sebutnya.

Diakuinya, BPBD Kota Semarang memang belum memiliki tanki pengangkut air bersih sendiri.

Sehingga, BPBD bekerjasama dengan PDAM Tirta Moedal terkait penyaluran air bersih.  Hingga kini pihaknya masih melakukan pengajuan pengadaan mobil tanki kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun belum mendapatkan respon.

Selain itu, pihaknya juga telah mencoba melakukan pengajuan anggaran kepad DPRD Kota Semarang.

Sementara itu, Humas PDAM Tirta Moedal, Joko Purwanto mengatakan, setidaknya ada delapan armada tanki dalam sehari yang bersiaga mengirimkan air bersih ke daerah-daerah yang rawan kekeringan. Satu tanki berkapasitas 5.000 liter.

Menurutnya, stok air bersih selama musim kemarau dinilai masih aman. Hanya saja debit air dari sumber mata air dan sumur dalam memang mengalami penurunan.

“Sumber kami ada tiga, yaitu mata air, sumur dalam, dan permukaan. Di musim kemarau yang cukup memgalami penurunan debit,” pungkasnya. (Andu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.